Sabtu, 17 September 2011

Lima Kemenangan Balapan Terheboh di F1


Formula Satu atau F1 sering kali dihinggapi dengan hal-hal heboh yang terkadang susah untuk dilupakan. Salah satunya adalah seorang pembalap yang mampu memenangi lomba secara heboh atau dalam artian lain sulit untuk dipercaya. Kali ini kami akan mengetengahkan 5 kemenangan terheboh di arena F1 modern saat ini.
HERBERT WIN HUNGARIAN F1 1999
1. BRASIL 2003 – HABIS HUJAN TERBITLAH BINGUNG:
Salah satu balapan terkacau dalam sejarah, hujan memenuhi sirkuit sejak awal lomba dan bahkan… sampai lomba dihentikan. Ini adalah balapan ke-700 F1 dan balapan ke-200 bagi Jordan Grand Prix. Selama balapan berlangsung, safety car lebih banyak memimpin lomba. Seorang Michael Schumacher yang jago dalam trek basah bahkan tidak kuasa menahan air hujan di Turn 3 dan akhirnya ia tersingkir usai menyenggol tembok. Tetapi cerita akan dimulai di lap 53 saat Giancarlo Fisichella menyalip Kimi Raikkonen untuk pimpinan lomba. Beberapa saat berselang Mark Webber kecelakaan hebat dan Fernando Alonso ikut terlibat di dalamnya. Balapan dihentikan, panitia tampak bingung menentukan hasil dan kemudian keluar keputusan bahwa Kimi Raikkonen (yang masuk pit di akhir lap 53) adalah juara lomba. Fisichella dan tim Jordan yang sempat gembira langsung lesu. Mereka kemudian protes, dan pada hari Jumat sepekan usai lomba, hasil balapan direvisi ulang. Fisichella sah memenangi balapan pertamanya di… pengadilan FIA!
2. EROPA 1999 – REZEKI DATANG DI SAAT TIDAK TERDUGA:
Balapan kacau lainnya. Bahkan sudah kacau sejak awal lomba saat start diulang gara-gara mobil Alex Zanardi dan Marc Gene berada tidak dalam kotak grid secara benar. Damon Hill mengalami mesin meledak saat start, membuat Alex Wurz menghajar Pedro Diniz sampai mengenai tembok. Awal bencana dimulai saat Heinz-Harald Frentzen yang memimpin lomba harus tersingkir karena mengalami masalah elektris. David Coulthard mengambil alih pimpinan lomba dan sayangnya berbuat salah dengan tetap memakai ban kering di lintasan basah, sehingga membuat Giancarlo Fisichella dan Ralf Schumacher berebut posisi satu dan dua. Ironisnya Fisi malah terperosok ke gravel dan tersingkir secara instan. Pimpinan lomba kemudian diambil alih Ralf, namun ironis ia malah mengalami masalah ban. Tanpa diduga, Johnny Herbert,  yang start dari P14 secara perlahan tapi pasti mampu naik saat pembalap-pembalap lain mengalami masalah. Herbert memimpin sampai garis finish. Memberikan kemenangan pertama dan satu-satunya bagi tim Stewart-Ford. Jarno Trulli memberikan podium untuk Prost GP dengan finish P2 dan Rubens Barrichello finish ketiga.
3. MONAKO 1996 – HARI KEJUTAN DI MONAKO:
Michael Schumacher meraih pole di balapan ini, tapi ia langsung tersingkir usai menabrak tembok tidak lama selepas start. Damon Hill berhasil mengambil alih pimpinan lomba, tetapi hanya bertahan sampai lap 40 saat mobilnya ngadat. Sebelumnya Hill sempat sukses membuat gap besar antara dirinya dengan Eddie Irvine di P2 yang tampil seperti kereta api. Balapan ini diwarnai cuaca hujan-kering-hujan selama berlangsung. Usai Hill tersingkir di lap 40, Jean Alesi memimpin selama 20 lap sampai akhirnya ia juga kandas dan menyerahkan pimpinan lomba kepada Olivier Panis yang beruntung tanpa mengalami insiden apapun setelah start dari… posisi 14. Sementara itu kejutan lain mendatangi Luca Badoer yang bertabrakan dengan Jacques Villeneuve di lap 40. Tiba saatnya balapan dinilai melebihi waktu dua jam yang ditentukan. Olivier Panis akhirnya memenangi GP Monaco dengan dramatis disusul David Coulthard dan Johnny Herbert. Secara garis besar hanya tiga pembalap yang berhasil mencapai garis finish dan sisanya kandas semua.
4. JERMAN 2000 – SEDIA BAN KERING SEBELUM HUJAN:
Lomba diawali dengan kecelakaan antara Michael Schumacher dan Giancarlo Fisichella di tikungan pertama. Duet McLaren, Mika Hakkinen dan David Coulthard dengan nyaman memimpin 1-2 dan Jarno Trulli dari Jordan di posisi tiga. Tidak ada yang menduga seseorang yang start dari P18 secara perlahan naik keatas. 11 lap sudah dan Rubens Barrichello yang start dari P18 sudah berada di P4. Posisi ini terus bertahan sampai seorang mantan karyawan Mercedes-Benz bernama Robert Sehli masuk ke atas trek dan membawa banner bertuliskan: ‘Mercedes Benz, who knew about my health problems, offered me a job I could not do and then sacked me for physical ineptitude after 20 years service’. Sebagai akibatnya safety car masuk mengamankan trek dan membuat jarak waktu antara dua McLaren dan Barrichello di P4 terpangkas. McLaren lantas melakukan blunder dengan memanggil masuk dua pembalapnya saat safety car berada di trek. Coulthard jadi korban dan ia terlempar kebelakang. Usai safety car masuk pit, balapan dimulai lagi dan kali ini terjadi lagi insiden antara Jean Alesi dan Pedro Diniz yang menyebabkan safety car kembali masuk trek. Kesempatan ini dimanfaatkan Coulthard untuk kembali ke posisi tengah dengan menyalip empat mobil sekaligus. Hujan kemudian turun dan beberapa pembalap mulai memikirkan untuk ganti ban, termasuk duet McLaren. Sebaliknya bagi Barrichello dirinya diperintahkan Ross Brawn untuk bertahan dengan ban kering apapun yang terjadi. Barrichello akhirnya memenangi balapan untuk pertama kalinya di F1 dan saking emosionalnya ia sampai menangis di atas podium.
5. HUNGARIA 2006 – PASANG MUR DENGAN BENAR:
Kimi Raikkonen meraih pole di kualifikasi, tapi kondisi hujan saat balapan membuat Kimi harus hati-hati. Sementara itu Fernando Alonso dan Michael Schumacher mendapat keuntungan dengan kondisi hujan setelah di kualifikasi mereka start di baris tengah. Alonso melakukan start gemilang dan berhasil naik 10 posisi di beberapa lap awal. Ia bahkan mengambil alih pimpinan lomba saat duet McLaren masuk pit. Sementara itu Kimi Raikkonen harus kandas usai bermasalah dengan ban basah dan kemudian ia disenggol Vitantonio Liuzzi. Safety car masuk, Schumi memimpin saat Alonso masuk pit. Tidak ada orang yang memperhatikan Jenson Button yang memutuskan tidak masuk pit dan mampu naik ke P2. Button dan Alonso bertarung beberapa lap sebelum Button masuk pit untuk isi bensin. Alonso juga melakukan hal yang sama dua lap kemudian, tetapi mekanik Renault melakukan kesalahan saat memasang mur  ban yang akhirnya membuatnya tersingkir. Button akhirnya memimpin lomba dengan ban kering sementara Schumi dengan ban intermediate nekat bertahan di P2 dan bertarung ketat dengan Pedro de la Rosa dan Nick Heidfeld dan terjadilah insiden memalukan saat Schumi melintir saat mempertahankan posisinya dari Heidfeld. Balapan usai, Button memenangi balapan untuk pertama kalinya di F1 sementara Schumi harus tertunduk lesu bersama Alonso.

Happy 51st birthday, Damon Hill!


Damon Hill
Formula 1’s only second-generation World Champion, the one and only Damon Hill, is celebrating his 51st birthday today!
The son of the late Graham Hill, Damon clinched the 1996 title after several seasons playing second-fiddle to Michael Schumacher and Alain Prost.
Like his father, Damon was a late starter in motorsport, spending his early years racing bikes before switching to four-wheeled competition in 1983, amid a wave of media hype. His initial performances were far from promising, but he gradually earned his stripes in Formula Ford, moving to the British F3 championship by 1986 and was a genuine frontrunner by 1987.
A switch to Formula 3000 in 1988 brought little in the way of results, and despite his illustrious surname, he was never able to secure decent financial backing to propel him up the grid, and it wasn’t until 1990-1 that his form improved.
Despite some poor reliability in those seasons, his drives were enough to impress Frank Williams, who signed him as the team’s test driver in 1992, and Hill applied himself well. He joined the floundering Brabham team mid-season, and did well to qualify the beastly car twice before the outfit folded.
His breakthrough came when Nigel Mansell stalked off to IndyCars in 1993, and he managed to persuade Williams and Patrick Head to give him a go in a the main game as Alain Prost’s team-mate. He 1993 Williams FW15C was a super car, and Hill showed his skill by shadowing Prost en route to the Frenchman’s fourth championship crown. His maiden win took a while, as he led the surrendered his lead to Prost in Spain, broke down while leading the British Grand Prix, and cruelly suffered a puncture while leading the German Grand Prix with a handful of laps to run.
Finally, his breakthrough came at Hungary – a circuit that would later give him much success in subsequent years (he achieved a run of podiums from 1993-7 that included two wins) – and he followed this up with more success at Belgium and Italy to finish a highly creditable third in the championship standings.
With Prost’s retirement, in stepped Ayrton Senna for 1994, but their tenure as team-mates proved all too brief when Senna’s life was taken with that accident at San  Marino. With incredible resolve, he was thrust into the role of team leader and lost out on a popular title by a single point to Michael Schumacher when the German collided with him in the season-ending race at Adelaide. His most impressive race came in Japan, where he won in torrential conditions to keep his championship aspirations alive.
A favourite for the 1995 title, he began the year strongly but lost his momentum as Schumacher began to hit his stride to claim back-to-back titles. It was a series of embarrassing gaffes – two collisions with Schumacher and crashing out of the German Grand Prix while leading – that would convince Williams to dispense with his services at the end of 1996.
For the following year, he set about to prove the doubters wrong, winning half of the season’s races to take an emotional title. But it was too late to salvage his role at Williams, and he jumped ship to Arrows on a high-salary deal, that would yield little in the way of results, save for a surprise near-win at Hungary.
After an embarrassing season, he left Arrows and joined Jordan for 1998, and after a shaky start he drove with great skill to take the team’s first win at a soaked Spa-Francorchamps, his 22nd and final win. Clearly past his best and utterly unmotivated, he trundled around for a final season when he should have hung up the keys, quitting the sport at the end of 1999.
Off the track, Hill’s reputation as a gentleman has never been in question. He maintains an active role in motorsport, only recently quitting his post as the president of the BRDC, after leading it through one of its most successful periods, with highlights including securing a long-term contract for Silverstone to host F1 for many years to come, as well as the circuit’s popular refurbishment.

Mobil-mobil Terbaik Adrian Newey


Adrian Newey (lahir 26 Desember 1958) adalah seorang insinyur dan ahli aerodinamika mobil F1 yang berasal dari Inggris. Sampai saat ini, Newey adalah salah satu insinyur tersukses di Formula 1. Prestasi terbaiknya antara lain saat mengantar Williams, McLaren dan Red Bull Racing menjadi juara dunia pada 1992, 1996, 1997 (Williams), 1998, 1999 (McLaren) dan 2010 (Red Bull Racing).
Selain di F1, Newey juga sempat bekerja di balapan IndyCar. Di sana ia juga tetap berprofesi sebagai ahli aerodinamika. Kecerdasan Newey dalam membangun mobil konon ia peroleh sejak kecil melalui mainan tamiya skala 1:12. Mainan tersebut yang membuat Newey paham akan seluk beluk sasis dan suspensi. Selain itu dalam mendesain mobilnya, Newey juga termasuk sederhana dan minimalis. Ia lebih suka merancang mobil dengan memakai kertas dan pensil, tidak memakai komputer seperti kebanyakan insinyur saat ini. Menurut Newey input gambarnya tersebut akan ditransformasikan ke komputer oleh asistennya di tim desain.
Berikut ini adalah beberapa mobil F1 sukses karya seorang Adrian Newey dari mulai mobil biasa sampai mobil juara dunia.
LOLA THL2 (1986):
Sebenarnya Adrian Newey tidak terlibat langsung dalam pengembangan mobil ini, tetapi saat itu ia termasuk bagian dari tim desainer Lola yang dipimpin oleh Neil Oatley. Mobil ini memakai sasis serat karbon dengan monokok alumunium sarang lebah dan suspensi double wishbones dan diperkuat mesin Ford turbo V6. Mobil ini memulai debutnya pada GP San Marino 1986, tetapi sepanjang musim gagal menunjukan hasil terbaik. Namun Oatley dan Newey tidak menyerah begitu saja, mereka terus memperbaiki kekurangan mobil dan akhirnya hasilnya terlihat saat Alan Jones dan Patrick Tambay meraih posisi 4 san 5 di GP Austria.
MARCH 881 (1988):
Ini merupakan mobil F1 pertama resmi karya Adrian Newey. Diperkuat sasis serat karbon dan mesin Judd V8. Mobil ini menjadi satu-satunya mobil non turbo yang sempat memimpin balapan di tahun tersebut tepatnya di GP Jepang 1988 saat Ivan Capelli memimpin balapan sebanyak satu lap yang sekaligus juga untuk pertama kalinya sejak 1983 ada mobil bermesin normally aspirated memimpin lomba. Hasil terbaik mobil ini adalah finish P2 Ivan Capelli di GP Portugal.
Leyton House CG901
LEYTON HOUSE CG901 (1990):
Mobil pertama Leyton House di musim 1990 usai mereka mengakusisi total March Engineering. Ditenagai mesin Judd V8, mobil ini terkenal dengan desainnya yang ramping dan cantik dan menjadi primadona saat itu. Sayangnya desain cantik ini tidak menjamin prestasi bagus karena mobil ini hanya mampu sekali saja finis dengan poin yaitu P6 Mauricio Gugelmin di GP Belgia 1990.
WILLIAMS FW14 (1992):
Ini adalah mobil juara dunia pertama Newey, namun dirancang bersama dengan seniornya di Williams, Patrick Head. Newey yang baru saja direkrut dari Leyton House tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengembangkan kehandalan aerodinamikanya. Dengan dana lebih besar dari March, Newey mampu mendesain sisi-sisi aerodinamika dengan lebih baik di mobil ini. Desain mobil FW14 mampu menarik Nigel Mansell untuk kembali membalap setelah sebelumnya sempat memikirkan pensiun usai keluar dari Ferrari. Mobil ini juga dilengkapi dengan suspensi aktif, kontrol traksi, girboks semi otomatis dan anti-lock brake system. Hasilnya adalah Nigel Mansell berhasil menjadi juara dunia musim 1992.
Williams FW15
WILLIAMS FW15 (1993):
Versi pengembangan lebih lanjut dari FW14 sebenarnya dikeluarkan di musim 1992 yaitu FW15, tetapi karena FW14 sukses maka mobil ini disimpan untuk musim berikutnya. Sekali lagi Newey berhasil menunjukan kelasnya sebagai ahli aerodinamika dengan memperbarui sisi-sisi aerodinamika di FW15 yaitu moncong lebih langsing, dan perbaikan di cover mesin dan airbox. Mobil ini menjadi mobil terakhir yang memakai suspensi aktif, kontrol traksi dan anti-lock brake system. Sekali lagi Williams berhasil menjadi juara dunia kali ini lewat Alain Prost.
WILLIAMS FW18 (1996):
Setelah dikalahkan Rory Byrne dua musim berturut-turut, Newey dan Head berpikir keras untuk membalikkan kejayaan Williams. Peraturan baru FIA mereka baca dengan seksama dan hasilnya adalah sebuah mobil manis: Williams FW18. Sebenarnya mobil ini adalah versi pengembangan lebih lanjut FW17 di 1995, tetapi ditambahi beberapa elemen baru sesuai peraturan baru F1 saat itu. Hal terbaru di mobil ini adalah pembalap duduk lebih rendah dalam kokpit, menjadikan sisi aero mobil berkembang dengan lebih baik. Hasilnya adalah Damon Hill berhasil menjadi juara dunia 1996.
WILLIAMS FW19 (1997):
Inilah mobil terakhir Adrian Newey untuk Williams sebelum ia hengkang ke McLaren. Mobil ini masih merupakan pengembangan lebih lanjut dari FW18. Newey sendiri tidak terlibat 100% dalam pengembangan mobil ini  karena ia bergabung dengan McLaren tepat di akhir 1996. Mobil ini kemudian dilanjutkan pengembangannya oleh Patrick Head dan mengalami pertarungan sengit melawan mobil F310B karya Rory Byrne dari Ferrari. Namun Williams mampu menjadi juara dunia disaat-saat akhir ketika Jacques Villeneuve berhasil selamat dari tabrakan Michael Schumacher di GP Eropa di Jerez.
McLAREN MP4-13 (1998):
Mobil pertama Adrian Newey bersama McLaren. Tidak bisa memperbaiki MP4-12 di 1997, Adrian Newey kemudian merancang dengan teliti MP4-13 untuk 1998. Hasilnya terlihat jelas sejak sesi tes pra musim, Mika Hakkinen dan David Coulthard mendominasi. Bahkan di balapan pertama di Australia, duet McLaren ini sukses unggul sampai 1 lap atas lawan-lawannya. Kontroversi mulai terlihat saat seorang wartawan memperlihatkan teknologi McLaren yaitu pedal rem kedua, yang kemudian membuat FIA segera melarang teknologi ini karena dinilai memberikan keuntungan lebih pada McLaren saat menikung. Namun hal tersebut tidak cukup untuk menghentikan Mika Hakkinen menjadi juara dunia 1998 dan McLaren yang superior ini tampil sebagai juara dunia konstruktor.
McLaren MP4-18
McLAREN MP4-18 (2003):
Kalah telak oleh Rory Byrne dan Ferrari F2002-nya membuat Ron Dennis frustrasi dan menyarankan agar tim desain membuat sebuah mobil radikal untuk musim 2003. Adrian Newey berpikir keras untuk menjawab tantangan Dennis tersebut dan hasilnya adalah McLaren MP4-18A yang tadinya direncanakan akan turun mulai GP San Marino 2003. Namun karena terlalu radikal, mobil ini tidak pernah turun berlomba. Sasis yang terlalu ringkih membuat mobil ini gagal melewati sesi uji tabrak FIA. Akhirnya McLaren memutuskan untuk menyimpan desain MP4-18 yang kemudian dipakai sebagai basis mobil MP4-19. Satu hal yang paling menarik dari mobil ini adalah moncong mobilnya yang sangat singset dan membuat mobil ini terlihat sangat cantik dari estetika aerodinamika.
RED BULL RB7 (2011):
Usai sukses mengantar Red Bull juara dunia ganda di 2010, Adrian Newey tidak berlama-lama menikmati kemenangannya. Ia langsung merancang RB7 sejak musim 2010 memasuki balapan-balapan akhir musim. Dijuluki Kinky Kylie oleh Sebastian Vettel, mobil ini termasuk salah satu desain Adrian Newey yang paling bagus. Keberhasilan implementasi soal peraturan off throttle blown diffuser menjadi salah satu penyebab kenapa mobil ini tampil hebat walaupun sering bermasalah di KERS. Tenaga lemah mesin Renault bisa dimodifikasi sedikit lewat girboks dengan mengatur ulang sistem perpindahan gigi, menjadikan mobil ini superior di musim 2011.

Jumat, 16 September 2011

What if: Formula One Management did Football coverage(VIA WTF1.CO.UK)


With F1 off our tele’s during this painful summer break, fans on Twitter have been discussing what football would be like with FOM’s (Formula One Managment) famous graphics.
Below are some of the best suggestions as well as some visual representations of them.

Listen to Jaime Alguersuari’s first single here!


Jaime Alguersuari presents his album 'Organic Life'
As we mentioned last week, Toro Rosso star and the grid’s resident DJ Jaime Alguersuari has produced and recorded his debut album, titled Organic Life, which was presented to the world’s press yesterday.
Jaime Alguersuari - Organic LifeWritten under his DJ pseudonym ‘Squire’ (a translation of his surname), the first single of the same name, “is a special tune, tinged with underground, but with the side notes of Soul and Funk to nod to the sounds of the seventies,” Alguersuari was quoted saying.
Alguersuari finished an excellent seventh at last weekend’s Italian Grand Prix; a race the Spaniard described as one of the best of his F1 career to-date.
Have a listen to the track here:
[Image via ABC Espana; video via SQUIRECHANNEL]

V8s: L&H 500 Phillip Island Preview


The L&H 500 Phillip Island sees the start of the traditional sequence of endurance races on the V8 Supercars calendar, with this weekend’s 500-kilometre race preceding the illustrious Bathurst 1000 in October.
With the fight for the championship building to its climax, the championship’s 28 regular drivers are paired with a co-driver over 113 tortuous laps, which is guaranteed to produce plenty of edge-of-the-seat action for race fans.
HERPINANDO OFFICIAL BLOG previews this weekend’s action and takes a look at some of the talking points leading into this weekend…
————————————————————————————————————-

The Circuit

2011 L&H 500 PHILLIP ISLAND 
Phillip Island Grand Prix Circuit
Date:16-18 September 2011Lap Length:4.445km
Race Lap Record:1:33.4389, Craig Lowndes (Holden Commodore VT) – 1999
Event Schedule:Free Practice Session 1Fri 11:30-12:10
 Free Practice Session 2Fri 12:50-13:30
 Free Practice Session 3Fri 14:10-14:50
 Free Practice Session 4Sat 09:10-09:50
 Free Practice Session 5Sat 10:05-10:45
 Qualifying Race 1: QualifyingSat 11:25-11:45
 Qualifying Race 2: QualifyingSat 12:05-12:25
 Qualifying Race 1 (14 laps, 60km)Sat 14:35-14:55
 Qualifying Race 2 (14 laps, 60km)Sat 16:35-16:55
 Race Warm UpSun 10:30-10:50
 Feature Race (113 laps, 500km)Sun 13:35-17:00
Located some 130km south-east of Melbourne the Phillip Island Grand Prix Circuit was originally designed in 1956, but it underwent extensive rework ahead of the track’s rebirth as an international motorsport venue in the late 1980s.
Perhaps better known as a motorcycle racing venue – it hosts international rounds during the World Superbike and MotoGP championship seasons – the circuit’s flowing, undulating nature presents a stern test for any vehicle, be it two- or four-wheeled.
The lap opens on the downhill Gardner straight which feeds into a punishing right-hander called Doohan Corner, ahead of the track’s ‘Southern Loop’, a tight left-hander. Drivers then steadily build speed through the long left-hand sweep that is Turn 3, before braking heavily at the lap’s first proper overtaking spot, Honda Corner, a near-hairpin taken in second gear.
The middle part of the lap is rather ‘follow my leader’ stuff through the sweeps of Siberia and Lukey Heights, before the track plunges into the tight Turn 10, another tempting corner for drivers to try – and rather often not succeed – another passing attempt. The speed then builds through a seemingly neverending double left-hand sequence that makes up the final corners of the 4.445km lap.

A look back at 2010

In what is traditionally a warm-up event for October’s Bathurst 1000Km classic, last year’s event marked the first time in the history of the series’ endurance races that the teams’ primary drivers were barred from pairing up with one another. This meant that each of the field’s 28 full-time pilots was partnered with a co-driver for the 500km race.
Team Vodafone’s decision to reunite former V8 Supercars’ champion Mark Skaife with its frontrunner Craig Lowndes paid dividends, with the pair taking victory after the sister car of Jamie Whincup and Steve Owen struck trouble.
Ford Performance Racing’s duo Mark Winterbottom and Luke Youlden finished second, while Brad Jones Racing claimed its first ever V8 Supercars podium when Jason Richards and Andrew Jones finished third after a hard-charging race from the rear of the field.

The Players

The L&H 500 presents the driver pairings with the one and only opportunity to get their team racecraft down pat before the mega event in Bathurst next month.
The vast majority of this weekend’s co-drivers are certainly no slouches behind the wheel, with many being former full-time V8 Supercars drivers, or up-and-coming chargers in the lower-tier Fujitsu V8 development series.
Continuity from season to season is an important issue to be considered when teams choose their endurance race driver line-ups, and eight driver pairings are the same as at last year’s L&H 500.
The standout driver pairing is that of the defending race winners, with the red-hot Craig Lowndes once again teaming up with the championship’s most successful driver Mark Skaife, who will step out of the commentary box and into the cockpit this weekend.
Team owner/driver Paul Morris – who spends his time driving in the Fujitsu Series – will notch up his 150th ATC/V8s championship start this weekend, making him just the seventeenth driver in the sport’s history to do so. Morris’ career in the top-flight dates back to as long ago as 1992.
The driver pairings also include a smattering of international stars. Former F1 driver (now a star in Le Mans racing) David Brabham will join Alex Davison in the IRWIN Racing entry, while fellow internationals Allan Simonsen, Matt Halliday, and Richard Lyons will make their return to the championship.
Sadly for Team BOC’s Jason Richards, he will only be a spectator this weekend, after confirming that his ongoing battles with a rare form of adrenal cancer have ruled him out of pairing up with Jason Bright. His place will instead be taken by Andrew Jones.
The final entry list reads as follows:
TeamDriverCo-Driver
1.TOLL HRT / Walkinsaw PerformanceHoldenJames CourtneyCameron McConville
2.TOLL HRT / Walkinsaw PerformanceHoldenGarth TanderNick Percat
3.Wilson Security Racing / D’AlbertoFordTony D’AlbertoDale Wood
4.IRWIN Racing / Stone BrothersFordAlex DavisonDavid Brabham
9.SP Tools Racing / Stone BrothersFordShane van GisbergenJohn McIntyre
47.Lucky 7 Racing / Stone BrothersFordTim SladeDaniel Gaunt
5.Orrcon Steel / FPRFordMark WinterbottomSteven Richards
6.Trading Post Racing / FPRFordWill DavisonLuke Youlden
55.Bottle-O Racing Team / Nash-FPRFordPaul DumbrellDean Canto
7.Jack Daniel’s Racing / Kelly RacingHoldenTodd KellyDavid Russell
11.Pepsi Max Crew / Kelly RacingHoldenGreg MurphyAllan Simonsen
15.Jack Daniel’s Racing / Kelly RacingHoldenRick KellyOwen Kelly
16.Stratco Racing / Kelly RacingHoldenDavid ReynoldsTim Blanchard
8.Team BOC / Brad Jones RacingHoldenJason BrightAndrew Jones
14.Jana Living / Brad Jones RacingHoldenJason BargwannaShane Price
21.Fair Dinkum Sheds / BritekHoldenKarl ReindlerDavid Wall
12.Westrac Racing / Triple F RacingFordDean FioreMichael Patrizi
17.Jim Beam Racing / Dick JohnsonFordSteven JohnsonDavid Besnard
18.Jim Beam Racing / Dick JohnsonFordJames MoffatMatt Halliday
19.Mother Energy Racing / TeknoFordJonathon WebbRichard Lyons
30.Gulf Western Oil / Lucas DumbrellHoldenWarren LuffNathan Pretty
33.Fujitsu Racing / Garry RogersHoldenLee HoldsworthGreg Ritter
34.Fujitsu Racing / Garry RogersHoldenMichael CarusoMarcus Marshall
39.SuperCheap Auto / Paul MorrisHoldenRussell IngallJack Perkins
49.VIP Petfoods / Paul MorrisHoldenSteve OwenPaul Morris
61.Bundaberg / Walkinsaw PerformanceHoldenFabian CoulthardCraig Baird
88.Triple 8 Race EngineeringHoldenJamie WhincupAndrew Thompson
888.Triple 8 Race EngineeringHoldenCraig LowndesMark Skaife